BAB
V.
PENGAKUAN
PENGAKUAN
Pasal
1923.
Pengakuan yang dikemukakan terhadap suatu pihak, ada yang diberikan dalam sidang pengadilan dan ada yang diberikan di luar sidang pengadilan. (KUHPerd. 1916-40, 1925 dst., 1927, 1982; Sv. 383 dst., 387-40; IR. 164, 174 dst., 307 dst., 311-40.)
Pengakuan yang dikemukakan terhadap suatu pihak, ada yang diberikan dalam sidang pengadilan dan ada yang diberikan di luar sidang pengadilan. (KUHPerd. 1916-40, 1925 dst., 1927, 1982; Sv. 383 dst., 387-40; IR. 164, 174 dst., 307 dst., 311-40.)
Pasal
1924.
Suatu pengakuan tidak holeh dipisah-pisahkan sehingga merugikan orang yang memberikannya.
Suatu pengakuan tidak holeh dipisah-pisahkan sehingga merugikan orang yang memberikannya.
Akan
tetapi Hakim berwenang untuk memisah-misahkan pengakuan itu, bila pengakuan itu
diberikan oleh debitur dengan mengemukakan peristiwa-peiistiwa yang ternyata
palsu untuk membebaskan dirinya. (KUHPerd. 1923; IR. 176; RBg. 313.)
Pasal
1925.
Pengakuan yang diberikan di hadapan hakim, merupakan suatu bukti yang sempurna terhadap orang yang telah memberikannya, baik sendiri maupun dengan perantaraan seseorang yang diberi kuasa khusus untuk itu. (KUHPerd. 1916-40, 1921; Rv. 230 dst., 238, 256 dst., 825; IR. 174; RBg. 311.)
Pengakuan yang diberikan di hadapan hakim, merupakan suatu bukti yang sempurna terhadap orang yang telah memberikannya, baik sendiri maupun dengan perantaraan seseorang yang diberi kuasa khusus untuk itu. (KUHPerd. 1916-40, 1921; Rv. 230 dst., 238, 256 dst., 825; IR. 174; RBg. 311.)
Pasal
1926.
Suatu pengakuan yang diberikan di hadapan hakim tidak dapat dicabut kecuali bila dibuktikan bahwa pengakuan itu diberikan akibat suatu kekeliruan mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi.
Suatu pengakuan yang diberikan di hadapan hakim tidak dapat dicabut kecuali bila dibuktikan bahwa pengakuan itu diberikan akibat suatu kekeliruan mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi.
Dengan
alasan terselubung yang didasarkan atas kekeliruan dalam menerapkan hukum,
pengakuan tidak dapat dicabut. (KUHPerd. 1322, 1858 dst.)
Pasal
1927.
Suatu pengakuan lisan yang diberikan di luar sidang pengadilan tidak dapat digunakan untuk pembuktian, kecuali dalam hal pembuktian dengan saksisaksi diizinkan. (KUHPerd. 1895 dst; Rv. 953-3.)
Suatu pengakuan lisan yang diberikan di luar sidang pengadilan tidak dapat digunakan untuk pembuktian, kecuali dalam hal pembuktian dengan saksisaksi diizinkan. (KUHPerd. 1895 dst; Rv. 953-3.)
Pasal
1928.
Dalam hal yang disebut pada penutup pasal yang lalu, hakimlah yang menentukan kekuatan mana yang akan diberikan kepada suatu pengakuan lisan yang dikemukakan di luar sidang pengadilan. (KUHPerd. 1906; Sv. 387 dst.; IR, 175; RBg. 312.)
Dalam hal yang disebut pada penutup pasal yang lalu, hakimlah yang menentukan kekuatan mana yang akan diberikan kepada suatu pengakuan lisan yang dikemukakan di luar sidang pengadilan. (KUHPerd. 1906; Sv. 387 dst.; IR, 175; RBg. 312.)
BAB
VI.
SUMPAH DI HADAPAN HAKIM
(S. 1920-69.)
SUMPAH DI HADAPAN HAKIM
(S. 1920-69.)
Pasal
1929.
Ada dua macam sumpah di hadapan hakim:
1. sumpah yang diperintahkan oleh pihak yang satu kepada pihak yang lain untuk pemutusan suatu perkara: sumpah ini disebut sumpah pemutus; (KUH-Perd.1930 dst., 1973; S. 1832-41; IR. 156; RBg. 314.)
2. sumpah yang diperintahkan oleh hakim karena jabatannya kepada salah satu pihak. (ISR. 173; AB. 14; KUHPerd. 1911, 1934, 1940 dst., 1944 dst.; Rv. 52, 177; Sv. 139; IR. 147, 155, 265; RBg. 314.)
Ada dua macam sumpah di hadapan hakim:
1. sumpah yang diperintahkan oleh pihak yang satu kepada pihak yang lain untuk pemutusan suatu perkara: sumpah ini disebut sumpah pemutus; (KUH-Perd.1930 dst., 1973; S. 1832-41; IR. 156; RBg. 314.)
2. sumpah yang diperintahkan oleh hakim karena jabatannya kepada salah satu pihak. (ISR. 173; AB. 14; KUHPerd. 1911, 1934, 1940 dst., 1944 dst.; Rv. 52, 177; Sv. 139; IR. 147, 155, 265; RBg. 314.)
Pasal
1930.
Sumpah pemutus dapat diperintahkan dalam persengketaan apa pun juga, kecuali dalam hal kedua belah pihak tidak boleh mengadakan suatu perdamaian atau dalam hal pengakuan mereka tidak boleh diperhatikan.
Sumpah pemutus dapat diperintahkan dalam persengketaan apa pun juga, kecuali dalam hal kedua belah pihak tidak boleh mengadakan suatu perdamaian atau dalam hal pengakuan mereka tidak boleh diperhatikan.
Sumpah
pemutus dapat diperintahkan pada setiap tingkatan perkara, bahkan juga dalam
hal tidak ada upaya pembuktian apa pun untuk membuktikan tuntutan atau
tangkisan yang memerlukan pengambilan sumpah itu. (KUHPerd. 1569, 1602, 1700,
1852, 1921, 1925, 1927, 1941, 1973; Rv. 616, 825; IR. 156.)
Pasal
1931.
Sumpah itu hanya dapat diperintahkan untuk suatu perbuatan yang telah dilakukan sendiri oleh orang yang menggantungkan pemutusan perkara pada sumpah itu. (KUHPerd. 1929- 10, 1933, 1973; KUHPerd. 205, 228; F. 115 dst.; IR. 156.)
Sumpah itu hanya dapat diperintahkan untuk suatu perbuatan yang telah dilakukan sendiri oleh orang yang menggantungkan pemutusan perkara pada sumpah itu. (KUHPerd. 1929- 10, 1933, 1973; KUHPerd. 205, 228; F. 115 dst.; IR. 156.)
Pasal
1932.
Barangsiapa diperintahkan mengangkat sumpah tetapi enggan mengangkatnya dan enggan mengembalikannya, dan barangsiapa memerintahkan pengangkatan sumpah dan enggan mengangkatnya setelah sumpah itu dikembalikan kepadanya, harus dikalahkan dalam tuntutan atau tangkisannya. (KUHPerd. 1943 dst.; Rv. 52; IR. 156; RBg. 314.)
Barangsiapa diperintahkan mengangkat sumpah tetapi enggan mengangkatnya dan enggan mengembalikannya, dan barangsiapa memerintahkan pengangkatan sumpah dan enggan mengangkatnya setelah sumpah itu dikembalikan kepadanya, harus dikalahkan dalam tuntutan atau tangkisannya. (KUHPerd. 1943 dst.; Rv. 52; IR. 156; RBg. 314.)
Pasal
1933.
Bila perbuatan yang harus dikuatkan dengan sumpah itu bukan perbuatan kedua pihak, melainkan hanya suatu perbuatan pihak yang menggantungkan pemutusan perkara pada sumpah itu, maka sumpah tidak dapat dikembalikan. (KUHPerd. 1931; IR. 166.)
Bila perbuatan yang harus dikuatkan dengan sumpah itu bukan perbuatan kedua pihak, melainkan hanya suatu perbuatan pihak yang menggantungkan pemutusan perkara pada sumpah itu, maka sumpah tidak dapat dikembalikan. (KUHPerd. 1931; IR. 166.)
Pasal
1934.
Tiada sumpah yang dapat diperintahkan, dikembalikan atau diterima, selain oleh pihak yang berperkara sendiri atau oleh orang yang diberi kuasa khusus untuk itu. (KUHPerd. 1945; IR. 157.)
Tiada sumpah yang dapat diperintahkan, dikembalikan atau diterima, selain oleh pihak yang berperkara sendiri atau oleh orang yang diberi kuasa khusus untuk itu. (KUHPerd. 1945; IR. 157.)
Pasal
1935.
Barangsiapa telah memerintahkan atau mengembalikan sumpah, tidak dapat mencabut perbuatannya itu, jika pihak lawan sudah menyatakan bersedia mengangkatnya. (KUHPerd. 1926.)
Pasal 1936.
Bila sumpah pemutus sudah diangkat, entah oleh pihak yang diperintahkan melakukan sumpah itu, atau oleh pihak yang kepadanya dikembalikan sumpah itu, maka pihak lawan tidak boleh membuktikan kepalsuan sumpah itu. (IR. 177; RBg. 314; KUHP 242.)
Barangsiapa telah memerintahkan atau mengembalikan sumpah, tidak dapat mencabut perbuatannya itu, jika pihak lawan sudah menyatakan bersedia mengangkatnya. (KUHPerd. 1926.)
Pasal 1936.
Bila sumpah pemutus sudah diangkat, entah oleh pihak yang diperintahkan melakukan sumpah itu, atau oleh pihak yang kepadanya dikembalikan sumpah itu, maka pihak lawan tidak boleh membuktikan kepalsuan sumpah itu. (IR. 177; RBg. 314; KUHP 242.)
Pasal
1937.
Sumpah tidak memberikan bukti selain untuk keuntungan atau untuk kerugian orang yang telah memerintahkan atau mengembalikannya, serta para ahli warisnya atau orang-orang yang mendapat hak dari mereka. (KUHPerd. 1340, 1857; RBg. 314.)
Sumpah tidak memberikan bukti selain untuk keuntungan atau untuk kerugian orang yang telah memerintahkan atau mengembalikannya, serta para ahli warisnya atau orang-orang yang mendapat hak dari mereka. (KUHPerd. 1340, 1857; RBg. 314.)
Pasal
1938.
Namun demikian, dalam suatu perikatan tanggung-menanggung, seorang debitur yang diperintahkan bersumpah oleh salah seorang kreditur dan mengangkat sumpahnya, hanya dibebaskan untuk jumlah yang tidak lebih daripada bagian kreditur tersebut.
Namun demikian, dalam suatu perikatan tanggung-menanggung, seorang debitur yang diperintahkan bersumpah oleh salah seorang kreditur dan mengangkat sumpahnya, hanya dibebaskan untuk jumlah yang tidak lebih daripada bagian kreditur tersebut.
Sumpah
yang diangkat oleh debitur utama, membebaskan para penanggung utang. (KUHPerd.
1279, 1424, 1437, 1442; 1847, 1857, 1937.)
Pasal
1939.
Sumpah yang diangkat oleh salah seorang debitur utama menguntungkan orang-orang yang turut berutang, sedangkan sumpah yang diangkat oleh penanggung utang menguntungkan debitur utama, jika dalam kedua hal tersebut sumpah itu telah diperintahkan atau dikembalikan, tetapi hanya mengenai utang itu sendiri, dan bukan mengenai pokok perikatan tanggung-menanggung atau penanggungannya. (KUHPerd. 1280 dst., 1287, 1424, 1437, 1442; 1847, 1857, 1937 dst.)
Sumpah yang diangkat oleh salah seorang debitur utama menguntungkan orang-orang yang turut berutang, sedangkan sumpah yang diangkat oleh penanggung utang menguntungkan debitur utama, jika dalam kedua hal tersebut sumpah itu telah diperintahkan atau dikembalikan, tetapi hanya mengenai utang itu sendiri, dan bukan mengenai pokok perikatan tanggung-menanggung atau penanggungannya. (KUHPerd. 1280 dst., 1287, 1424, 1437, 1442; 1847, 1857, 1937 dst.)
Pasal
1940.
Hakim, karena jabatannya, dapat memerintahkan salah satu pihak yang berperkara untuk mengangkat sumpah, supaya dengan sumpah itu dapat diputuskan perkara itu atau dapat ditentukan jumlah uang yang dikabulkan. (KUHPerd. 1569, 1602, 1882, 1942; F. 31; Rv. 52; IR. 155; RBg. 314.)
Hakim, karena jabatannya, dapat memerintahkan salah satu pihak yang berperkara untuk mengangkat sumpah, supaya dengan sumpah itu dapat diputuskan perkara itu atau dapat ditentukan jumlah uang yang dikabulkan. (KUHPerd. 1569, 1602, 1882, 1942; F. 31; Rv. 52; IR. 155; RBg. 314.)
Pasal
1941.
Ia dapat berbuat demikian hanya dalam dua hal :
1. jika tuntutan maupun tangkisan itu tidak terbukti dengan sempurna;
2. jika tuntutan maupun tangkisan itu juga tidak samasekali tak dapat dibuktikan. (KUHPerd. 1905, 1922; IR. 155, 169, 173)
Ia dapat berbuat demikian hanya dalam dua hal :
1. jika tuntutan maupun tangkisan itu tidak terbukti dengan sempurna;
2. jika tuntutan maupun tangkisan itu juga tidak samasekali tak dapat dibuktikan. (KUHPerd. 1905, 1922; IR. 155, 169, 173)
Pasal
1942.
Sumpah untuk menetapkan harga barang yang dituntut tidak dapat diperintahkan hakim kepada penggugat, kecuali bila harga itu tidak dapat ditentukan dengan cara apa pun selain dengan sumpah.
Sumpah untuk menetapkan harga barang yang dituntut tidak dapat diperintahkan hakim kepada penggugat, kecuali bila harga itu tidak dapat ditentukan dengan cara apa pun selain dengan sumpah.
Bahkan
dalam hal yang demikian hakim harus menetapkan sampai sejauh mana penggugat
dapat dipercaya berdasarkan sumpahnya itu. (Rv. 52; IR. 155.)
Pasal
1943.
Sumpah yang diperintahkan oleh hakim kepada salah satu pihak yang berperkara, tak dapat dikembalikan oleh pihak ini kepada pihak lawannya. (KUHPerd. 1932.)
Sumpah yang diperintahkan oleh hakim kepada salah satu pihak yang berperkara, tak dapat dikembalikan oleh pihak ini kepada pihak lawannya. (KUHPerd. 1932.)
Pasal
1944.
Sumpah harus diangkat di hadapan hakim yang memeriksa perkaranya.
Sumpah harus diangkat di hadapan hakim yang memeriksa perkaranya.
Jika
ada suatu halangan sah yang menyebabkan hal ini tidak dapat dilaksanakan, maka
majelis pengadilan dapat menguasakan salah seorang hakim-anggotanya agar pergi
ke rumah atau tempat kediaman orang yang harus mengangkat sumpah untuk
mengambil sumpahnya.
Jika
dalam hal yang demikian itu rumah atau tempat kediaman itu terlalu jauh, atau
terletak di luar daerah hukum majelis pengadilan itu, maka majelis ini dapat
memerintahkan pengambilan sumpah kepada hakim atau kepala pemerintahan yang di
daerah hukumnya terletak rumah atau tempat kediaman orang yang diwajibkan
mengangkat sumpah. (RO. 33; KUHPerd. 1023; Rv. 52; IR. 158.)
Pasal
1945.
Sumpah harus diangkat sendiri.
Sumpah harus diangkat sendiri.
Jika
ada alasan-alasan penting, hakim boleh mengizinkan pihak yang berperkara untuk
mengangkat sumpahnya dengan perantaraan seseorang yang diberikan kuasa khusus
untuk itu dengan suatu akta otentik.
Dalam
hal demikian, surat kuasa itu harus memuat sumpah yang harus diucapkan itu
secara
lengkap dan tepat.
lengkap dan tepat.
Tiada
sumpah yang boleh diangkat tanpa kehadiran pihak lawan atau sebelum pihak lawan
ini dipanggil secara sah. (KUHPerd. 1793, 1934; F. 115 dst.; IR. 157 dst.)
0 comments:
Post a Comment